PEMBANGUNAN GEDUNG BARU DPR
LATAR
BELAKANG
Negara adalah jembatan
pembangunan untuk masyarakat yang ada didalam Negara tersebut, pemerintah
sebagai perencana pembangunan dalam teritorial sebuah haruslah tepat dalam
merencanakan pembangunan yang ada. Pembangunan yang didapat dari pajak maupun
pendapatan Negara lainnya haruslah dengan bijak digunakan, karena hal tersebut
adalah uang rakyat yang dititipkan dan dimanfaatkan oleh pemerintah. Dalam
jangka beberapa tahun terakhir pasca lengsernya Presiden Soeharto (rezim ORBA[1])
dengan pembangunan yang sangat besar namun dianggap banyak merugikan masyarakat
karena adanya korupsi masih terdengar hingga masa pemerintahan sekarang.
Masalah tersebut bukan
hanyalah asumsi semata, baru-baru ini pembangunan yang direncanakan oleh DPR
masih diperdebatkan oleh banyak kalangan, karena pembangunan tersebut dinilai
hanyalah pemborosan anggaran Negara disaat masyarakat masih dalam kondisi
terpuruk, miskin dan pembangunan yang tidak merata. Hal inilah yang menjadi
bahan pertanyaan, bagaimana penilaian sebuah pembangunan yang baik dalam konsep
pembangunan itu sendiri.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam area identifikasi
sebuah permasalahan, seharusnya kita mengetahui apa itu konsep pembangunan itu
sendiri, bagaimana cara meneliti apa yang terjadi sekarang dengan bernilai
konsep pembangunan itu sendiri. Kita harus dapat mengerti apa dasar penilaian
kita dalam sebuah kasus atau masalah itu sendiri, contohnya dalam melihat apa
yang akan dibahas, seperti permasalahan diatas tentang rencana pembangunan
gedung DPR.
Dalam makalah ini saya
akan coba mengungkap sedikit permasalahan tersebut dengan analisa atau fikiran
yang muncul itu sendiri dengan konsep pembangunan yang ada dan dipelajari.
Pembangunan seperti apa yang baik dan tidak, timpang atau tidak, bermanfaan
untuk sekarang maupun masa yang akan datang.
PEMBAHASAN
Dalam sebuah system
pembangunan terdapat hal positif yaitu adanya peningkatan atau perkembangan
fasilitas dan kemudahan lainya, namun dibalik itu semua terdapat banyak permasalahan
dan kekurangan, yaitu :
·
Demonstration Effect
”Keinginan untuk meniru gaya hidup bangsa lain”
dalam permasalahan ini dapat dikatakan dalam pembangunan yang ada hanyalah
dikarenakan alasan untuk mengikuti ataupun meniru gaya pembangunan yang sudah
ada, ataupun dikatakan hanya ingin terlihat sama – sama maju.
·
Fusion Effect
“Kecenderungan
untuk menggabungkan hal-hal yang baik pada satu sistem sosial” inilah yang
sering dijadikan alasan dan nantinya tidak dapat dikendalikan, yaitu tipe
pembangunan yang hanya dilihat dari sisi positive dan kemajuan singkat atau
jangkauan pendek.
·
Compression Effect
“Keinginan
untuk mencapai harapan secepat mungkin. Sehingga cenderung menjadi “pengejaran
semu” (Catching up Fallacy) “,keinginan untuk pembangunan yang lebih maju dan
harapan dapat memajukan secara cepat.
Kebenarannya sebuah
pembangunan yang tidak transparan dan tidak mempunyai alasan yang tepat,
hanyalah akan menimbulkan sebuah permasalahan dalam proses maupun pertentangan
antara pro vs kontra, seperti halnya dalam proses perencanaan gedung DPR baru.[2]
Sekilas Info
VIVAnews - Fraksi Partai Golkar bersikap
realistis terkait proyek pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat.
Golkar menyatakan, gedung yang ada sekarang belum mencukupi.
"Kami realistis saja bahwa memang dibutuhkan tambahan
ruangan, tapi persoalannya adalah seperti apa modelnya, kan itu yang
penting," kata Sekretaris Jenderal
Partai Golkar Idrus Marham di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 4 April 2011.
"Yang diperlukan kan ruangan tempat kerja bukan tempat
istirahat, karena riilnya sekarang tiga ribuan yang ditampung di situ, sehingga
perlu tambahan ruangan. Cuma persoalannya apakah harus sekarang atau
kapan," kata Idrus.
Karena itu, dalam rapat konsultasi nanti,
Golkar tetap memandang perlu penambahan ruang untuk anggota DPR. "Cuma persoalannya tidak terlalu mewah
atau bagaimana sudah harus diwujudkan atau tidak tentu dikaitkan dengan
aspek-aspek lain," kata Idrus.
Menjelang
rapat konsultasi untuk membahas tinjau ulang proyek ini, sejumlah partai sudah
menyatakan menolak pembangunan gedung baru. Partai-partai yang sudah menolak
antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera
dan Partai Gerakan Indonesia Raya.[3]
ANALISA PENULIS
Dalam
sebuah perencanaan pembangunan dengan anggaran yang besar seharusnya
direncanakan secara matang dengan berpatokan manfaat jangka panjang, fungsi,
maupun situasi yang sedang terjadi, dengan adanya perencanaan pembangunan
gedung baru DPR menurut saya seharusnya dapat ditinjau dari berbagai segi
seperti :
Ø Kebutuhan
Dalam aspek kebutuhan ini dapat dinilai apakah perencanaan sebuah
pembangunan benar suatu kebutuhan yang sangat diperlukan ataupun hanya untuk
gengsi ataupun kenyamanan. Dalam perencanaan pembangunan gedung DPR baru
menurut saya adalah sebuah pemborosan, apapun alasannya kita masih mempunyai
gedung DPR lama dan apabila masih kurang ataupun belum cukup memenuhi
kebutuhan, seharusnya untuk mengikis adanya pemborosan anggaran, kita dapat
memperbaharui atau meremajakan gedung DPR lama dengan kebutuhan yang ada.
Ø Peningkatan Kinerja
Adanya pembangunan baru seharusnya dapat meningkatkan kinerja yang
ada (anggota DPR), dilihat perjalanan anggota DPR pasca reformasi hingga
sekarang banyak peningkatan yang terjadi untuk anggota DPR seperti peningkatan
gaji maupun fasilitas baru[4] namun hingga sekarang
belum ada peningkatan yang nyata. Seharusnya peningkatan fasilitas harus benar
– benar digunakan untuk peningkatan kerja anggota DPR.
Ø Ekonomi
Dalam permasalaha pembangunan masalah ekonomi adalah masalah yang
paling penting, dari aspek ini saya berpendapat bahawa pembangunan yang
sekarang direncanakan bukanlah timing[5] yang tepat, ditengah
kondisi bangsa yang semakin memperhatinkan seharusnya anggaran untuk gedung
baru dapat dimaksimalisasikan dalam membantu rakyat.
KESIMPULAN
Konsep
pembangunan yang ada adalah untuk dapat menyadarkan kita pembangunan akan dapat
memajukan suatu bangsa apabila ditunjang dengan keseimbangan aspek lain bukan
hanya aspek materiil namun kebutuhan lainnya yang non-materiil. Pembangunan
tersebut harus diikuti kemajuan bidang yang lain, khususnya dalam permasalahan
perencanaan gedung baru DPR, seharusnya wakil rakyat mengetahui apa yang
dibutuhkan rakyat, bukan kebutuhan fasilitas yang mewah untuk anggota DPR
pribadi.
REFERENSI
Bahan Kuliah Metodelogy Ilmu Politik
tak bs jd member ta?
BalasHapusheh??
BalasHapus